• Rikhus Vektora

    Merupakan salah satu riset nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan tanggung jawab pelaksana Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbangkes, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penykait (B2P2VRP) Salatiga....

    Read More
  • Puldat Rikhus Berakhir

    Pada hari Senin, 15 Juni 2015 bertempat di gedung aula atas Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga telah dilaksanakan acara penutupan pengumpulan data (puldat) Riset Khusus Vektora.

    Read More
  • Evaluasi Rikhus Vektora 2015

    Pada tanggal 24-27 telah dilaksanakan evaluasi Pelaksanaan Rikhus Vektora tahun 2015

    Read More

Rabu, 25 Maret 2015

Jenis dan Sampel Penelitian

  • Jenis Penelitian
Observasional diskriptif dengan menggunakan rancangan studi potong lintang (cross-sectional study).

  • Sampel Penelitian
  1. Koleksi data primer: penangkapan nyamuk (rujukan: WHO, 2013); penangkapan tikus (rujukan: WHO, 1999) dan penangkapan kelelawar (rujukan: FAO, 2011). Sebagian sampel dijadikan spesimen koleksi referensi (spesimen awetan). 
  2. Koleksi data sekunder: endemisitas penyakit di lokasi riset berikut data program pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir, baik program nasional maupun metode pengendalian lokal. Sampel (nyamuk, tikus dan kelelawar) kemudian akan diidentifikasi spesiesnya secara morfologis dan molekuler serta dilakukan konfirmasi dan rekonfirmasi terkait vektor dan reservoir penyakit serta agen penyakit yang menyertai.

Rabu, 11 Maret 2015

Proses Rekrutmen Ketua Tim Pengumpul Data Rikhus Vektora Telah Dibuka

Pada tahun 2015 ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan akan mengadakan riset berskala nasional yang khusus berkonsentrasi pada studi mengenai vektor dan reservoir penyakit. Riset tersebut dilakukan dengan mengumpulkan sampel nyamuk ( vektor), serta tikus dan kelelawar (reservoir). Riset khusus ini selanjutnya lebih dikenal dengan rikhus vektora. Riset ini secara umum bertujuan untuk pemutakhiran data vektor dan reservoir penyakit sebagai dasar pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir di Indonesia. Sedangkan secara khusus, riset ini bertujuan untuk Inkriminasi dan konfirmasi spesies vektor dan reservoir penyakit; memperoleh peta sebaran vektor dan reservoir penyakit; mengembangkan spesimen koleksi referensi vektor dan reservoir penyakit; memperoleh data khusus penanggulanganpenyakit tular vektor (DBD dan Malaria) dan reservoir (leptospirosis) berbasis ekosistem; mencari kemungkinan munculnya vektor dan reservoir penyakit baru yang berasal dan" hasil koleksi sampel nyamuk, tikus dan kelelawar; serta, mencari kemungkinan munculnya pathogen penyakit tular vektor dan reservoir baru di Indonesia. Pada tahap pertama tahun 2015, rikhus vektora akan dilakukan di 7 provinsi di Indonesia, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Untuk mendukung pelaksanaan pengumpulan data tersebut, mulai tanggal 2-20 Maret 2015 kami membuka pendaftaran pengumpul data baik vektor maupun reservoir penyakit.

 Guna mendukung kegiatan tersebut, mulai tanggal 2-20 Maret 2015 kami sedang dalam proses untuk merekrut Ketua Tim Pengumpul Data Tim Vektor dan Ketua Tim Reservoir yang akan ditempatkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua (Syarat dan ketentuan terlampir). Pengumuman rekrutmen kami buka mulai tanggal 4 Maret 2015 melalui website. Bagi yang berminat untuk mendaftar dapat langsung datang ke B2P2VRP Jalan Hasanudin 123 Salatiga pada tanggal 6 Maret 2015, pukul 09.00 WIBs.d selesai untuk mengikuti serangkaian kegiatan seleksi
Untuk keterangan lebih lengkap mengenai pengumuman, kriteria dan persyaratan serta cara pengajuan lamaran ketua tim pengumpul data ini dapat mendownload di link berikut

Kamis, 05 Maret 2015

Lokasi

Pelaksanaan pengumpulan data Rikhus Vektora 2015 - 2017 dilakukan di 34 provinsi, terdiri atas 102 kabupaten/ kota, mencakup 672 titik ekosistem. Lokasi penelitian difokuskan pada ekosistem hutan, non hutan (kebun, ladang, sawah dll.) dan pantai, baik dekat  maupun jauh dari pemukiman penduduk dan akan mewakili data provinsi serta nasional pada akhirnya. Tahun 2015 dilaksanakan di 7 provinsi meliputi : Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Dilanjutkan tahun 2016 di 14 provinsi dan 2017, 13 provinsi.

MANFAAT PENELITIAN

  1. Bagi para pemangku kebijakan, dapat memanfaatkan dan menggunakan data yang diperoleh sebagai dasar perencanaan dan evaluasi program pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir (zoonosis) di Indonesia;
  2. Bagi masyarakat, dapat memanfaatkan dan menggunakan data yang diperoleh sebagai dasar pemahaman tentang vektor dan reservoir penyakit serta sekaligus meningkatkan peran sertanya pada kegiatan penanggulangan/pengendalian di lingkungan
  3. Bagi kalangan ilmiah, dapat memanfaatkan dan menggunakan data koleksi spesimen (sampel tersimpan maupun informasi biodiversitas terbaharukan), sebagai dasar penelitian dan pengembangan berbagai produk inovasi (misal: kit diagnostik, vaksin dan obat) terkait penanggulangan penyakit tular vektor dan reservoir (penyakit infeksi baru maupun yang muncul kembali) di Indonesia. 

Metode


Rikhus Vektora menggunakan rancangan studi potong lintang (cross sectional study). Mekanisme pengambilan sampel (nyamuk, jentik, tikus dan kelelawar) meliputi  identifikasi, pengambilan spesimen darah, cara penyimpanan, pengemasan dan  pengiriman sampel  spesimen  dan darah nyamuk, tikus dan kelelawar selama penelitian (3 tahun) Berdasarkan Buku Pedoman Pengumpulan Data Vektor dan Reservoir. Pedoman Operasional Baku sesuai  Pedoman Operasional Baku (POB) / Standard Operational Procedure (SOP) yang ditetapkan oleh WHO (2013) dan FAO (2001). Estimasi spesimen diperoleh  297.000 ekor nyamuk,  237.000 ekor kelelawar dan  11.880 ekor tikus. Referensi model dan atau metode pengendalian vektor dan Reservoir spesifik lokal di Indonesia.
Kerangka Konsep